Monday, November 16, 2015

Menerawang Penyakit Lewat Selembar Peta


GIS for health
Lagi-lagi saat ini GIS telah menjangkau ranah ilmu lain. Bidang kesehatan yang juga terkait dengan permasalahan lingkungan menjadi sebuah hal yang bagi GIS dapat dimasuki lewat kemampuan memetakan berbagai parameter lingkungan yang berhubungan dengan penyebaran penyakit, fasilitas kesehatan, dan bahkan memprediksi kejadian penyakit di masa yang akan datang. Hubungan timbal balik keruangan ini menjadi kajian yang menarik bagi berbagai pemerhati kesehatan ataupun para geographer yang tengah menggeluti pemetaan dengan menggunakan GIS.

Bukan hal yang baru sebenarnya pengunaan GIS dalam bidang kesehatan. Kajian geografi kesehatan dalam hal ini diarahkan dalam mengidentifikasi tiga komponen terkait yakni geografi penyakit, geografi pelayanan kesehatan dan geografi ilmu gizi. Tiga komponen ini yang setidaknya hingga saat ini berkembang secara sporadis khususnya dengan memanfaatkan aplikasi GIS yang ada. ArcGIS contohnya dapat menjadi tools yang sangat powerful dalam menyuguhkan berbagai analisis, hingga permodelan ruang waktu kejadian penyakit yang terkait dengan pola penyebaran penyakit. Geografi dalam hal ini berperan penting dalam surveillance, intervensi kesehatan, dan memberikan rekomendasi strategi pencegahan, dan penyelesaian sebuah kejadian penyakit.

Analisis spasial dalam hal ini memberikan sumbangan luar biasa dalam investigasi epidemiologi. Kemampuan memetakan patologi penyakit yang terkait dengan permasalahan lingkungan dapat diintepretasikan melalui data spasial yang juga dapat dikombinasikan dengan data statistik kesehatan yang dipublikasikan oleh dinas terkait ataupun menggunakan citra satelit yang tersedia secara gratis. 

Sebuah contoh yang sering menjadi cerita sukses pemanfaatan peta untuk kajian kesehatan adalah wabah kolera di distrik Broadwick yang dianalisis oleh seorang fisikawan bernama John Snow (1813-1858) dengan menggunakan peta sebaran pengidap kolera yang dikaitkan dengan keberadaan sumur yang tercemar. Kisah tersebut menjadi sebuah awal berkembangnya ilmu geografi kesehatan.
John Snow Map

File latihan GIS John Snow dapat didownload disini  

Disisi lain pengembangan GIS untuk pemetaan fasilitas kesehatan tengah marak. Hal ini memberikan angin segar bagi para penggiat geografi, khususnya para gisser yang menyukai tantangan. Peran dan kontribusi dalam melahirkan ide segar untuk mengkaitkan parameter lingkungan dengan berbagai jenis penyakit masih sangat dibutuhkan. Kajian penyakit tropis yang terus dikaji oleh berbagai pakar akan memerlukan pendekatan geografi untuk melihat penyakit dari sudut pandang yang berbeda. Dari sebuah peta akan terlihat sebuah pola, dari atas peta kita bisa membaca dunia.



Sunday, November 15, 2015

Download Citra Satelit Gratis Berkoordinat!

Kebutuhan akan peta dasar citra satelit seringkali menyulitkan. Bagi beberapa kalangan citra satelit yang sifatnya opensource dapat menjadi salah satu pilihan untuk mendapatkan data citra untuk kemudian dilakukan proses lanjutan (dijitasi/vectorisasi). Google Earth menjadi salah satu pilihan bagi user untuk dapat memperoleh data citra gratis up to date yang cukup representatif untuk digunakan. Selain itu beberapa provider citra satelit seperti Yahoo! Bing ataupun Nokia bahkan juga bisa menjadi alternatif. Hanya saja kendala yang sering dialami pengguna yakni, peta citra tersebut tidak dapat didownload untuk kemudian diolah dalam GIS. Barangkali dunia ini ditakdirkan bahwa banyak cara untuk memperoleh data secara gratis. Sehingga, cara yang mungkin bagi sebagian orang dianggap ilegal tersebut dilakukan. Sebagaimana torrent, IDM, ataupun software lain yang digunakan untuk mengunduh data atau file dari uploaders dari seluruh penjuru dunia. Software untuk mengunduh citra juga banyak berkeliaran di internet. SAS Planet merupakan salahsatu software yang biasa digunakan untuk mengunduh citra dari banyak sumber yang bisa dimanfaatkan. Dan bagusnya ini gratis! Pengolahan lanjutnya pun bisa dilakukan di Quantum GIS.


SAS Planet merupakan program gratis yang saat ini sering digunakan menampilkan dan juga dimanfaatkan untuk melakukan download image resolusi tinggi dari Google Maps, Here dari Nokia, Kosmosnimki, Yandex.Maps, Yahoo! Maps, Bing Maps, Gurtam, OpenStreetMap, eAtlas, Genshtab maps, iPhone maps, Navitel maps, dll.

SAS Planet merupakan software pendidikan yang dikembangkan oleh SAS Group yang berdiri sejak tahun 1976. Software ini dibagikan secara gratis dan dapat diunduh disini.

Adapun cara untuk mendownload


Sedangkan manual panduan dapat didownload disini.

Pada perjalanannya SAS Planet akan mengalami gangguan/error khususnya pada saat ingin mengunduh data citra dari Google Earth yang disebabkan kebijakan dari Google terhadap data yang dimiliki. Untuk itu, saat ini ada beberapa cara untuk mengatasinya, salah satunya dapat dibaca pada link berikut ini.

Saturday, November 14, 2015

Dasar Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografis sesungguhnya mempunyai arti yang sangat luas dan sukar untuk didefinisikan secara tepat. Beberapa ahli telah mencoba mendefinisikan dari sudut pandangnya masing-masing sehingga muncul beberapa istilah tentang Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem perangkat yang dapat melakukan pengumpulan, penyempurnaan, pengambilan kembali, transformasi dan visualisasi dari data spasial bumi untuk kebutuhan tertentu (Burrough, P.A., 1986).
Menurut Aronoff (1989) secara umum Sistem Informasi Geografis merupakan sekumpulan prosedur secara manual maupun berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan menganalisis data bereferensi geografik. Dari definisi tersebut maka Sistem Informasi Geografi pada hakekatnya dapat berfungsi sebagai:
  • Bank data terpadu, yaitu memadukan data spasial dan non spasial dalam suatu Relational Database Management System.
  • Sistem modeling dan analisa, yaitu sebagai sarana evaluasi potensi wilayah dan perencanaan spasial. 
  • Sistem pengelolaan yang bereferensi geografis, yaitu untuk mengelola operasional dan administrasi yang bereferensi posisi geografi. 
  • Sistem pemetaan berkomputer, yaitu sistem yang dapat menyajikan peta sesuai dengan kebutuhan.

Fungsi-fungsi tersebut di atas dapat berjalan karena GIS memiliki kemampuan dalam mendeskripsi data geografi, data-data geografi yang dapat dideskripsikan oleh GIS adalah :

Data spasial yang berkaitan dengan posisi pada koordinat tertentu.
Data non spasial (atribut) yang tidak berkaitan dengan posisi berupa warna, nama, dan sebagainya.
Hubungan antara data spasial, non spasial dan waktu.

Sistem Informasi Geografis menghubungkan data spasial dengan informasi geografis mengenai feature tertentu pada peta. Feature yang dimaksud adalah kenampakan obyek dalam peta yang berbentuk titik, garis, atau poligon. Informasi ini disimpan sebagai atribut atau karakteristik dari feature yang disajikan secara grafis (Team RePPMIT Bakosurtanal, 1991).
 
Komponen Sistem Informasi Geografis
Komponen dasar Sistem Informasi Geografik terdiri dari empat macam (Arronoff, 1989) :

Pemasukan data (Input data)
Pemasukan data merupakan suatu prosedur pengkodean data ke dalam suatu bentuk yang dapat dibaca komputer dan menuliskannya ke dalam basis data Sistem Informasi Geografis. Pemasukan data dengan jalan mengubah data dari format analog ke format digital. Data yang dimasukkan dalam SIG mempunyai dua tipe data yaitu data spasial dan data atribut (data non-spasial). Data spasial menyajikan lokasi geografis suatu kenampakan muka bumi (feature). Titik, garis dan luasan dipakai untuk menyajikan feature geografis seperti jalan, hutan, persil tanah dan lain-lain. Data atribut menyajikan informasi diskriptif seperti nama jalan, komposisi hutan atau nama pemilik persil. Adapun cara pemasukaan data yang umum digunakan dalam SIG yaitu melalui keyboard, digitasi dengan perangkat digitizer, scanning, koordinat geometri, konversi file data digital.

Manajemen data (Data management)
Komponen ini berisikan fungsi-fungsi untuk menyimpan dan memanggil kembali data. Data-data masukan dalam SIG dikelola sedemikian rupa dalam suatu sistem basis data. Basis data didefinisikan sebagai kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan bersama dengan sedikit redundansi serta mampu melayani lebih dari satu pemakai. Organisasi konseptual dalam suatu basis data disebut dengan model data. Ada tiga model data yang dipergunakan dalam mengorganisasi data atribut yaitu : model data hirarki, jaringan dan relasional. Sedangkan model data spasial dapat berupa data vektor dan data raster.

Manipulasi dan analisis data (Data manipulation dan analysis)
Dalam fungsi manipulasi dan analisis ini data diolah sedemikian rupa guna memperoleh informasi yang diinginkan dari Sistem Informasi geografis. Manipulasi dan analisis dengan membuat algoritma dari data grafis dan atribut yang berupa tumpang-susun (overlaying) data grafis maupun pengkaitan data grafis dan atribut.

Penyajian Data (Output data)
Penyajian data merupakan prosedur untuk menyajikan informasi dari SIG dalam bentuk yang diinginkan pemakai. Output data disajikan dalam hardcopy dan softcopy. Output dalam format hardcopy berupa tampilan permanen, biasanya dicetak pada kertas, film fotografik atau material lain. Output dalam softcopy disajikan melalui layar komputer baik berupa teks atau grafik maupun sebagai langkah guna melihat hasil analisis sebelum dicetak secara permanen.

Data Sistem Informasi Geografi 

Data dalam SIG merupakan bahan baku yang diproses oleh Sistem Informasi Geografis sehingga dihasilkan informasi yang menggambarkan kenampakan permukaan bumi (real world). Jenis data geografi dalam SIG terdiri dari :

Data Spasial
Data spasial, yaitu data grafis yang berkaitan dengan lokasi, posisi dan area pada koordinat tertentu. Data spasial mempunyai beberapa hubungan geografi, meliputi :
  • Geometri, yaitu bagaimana masing-masing elemen data dijelaskan pada hubungan titik, garis, dan lain-lain serta sistem koordinat yang digunakan. Ada tiga model data yang dipergunakan dalam menangani data atribut, yaitu model data hierarki, jaringan dan relasional. Sedangkan untuk organisasi data spasial, dalam SIG kita mengenal 2 macam model data, yaitu model data raster dan model data vektor. 
  • Topologi, yaitu hubungan satu elemen terhadap elemen yang lain.
  • Kartografi, yaitu bagaimana elemen peta ditampilkan pada monitor atau plotter disajikan secara kartografi. 
  • Data non spasial (atribut), menguraikan karakteristik objek-objek geografi dari spasialnya seperti warna, tekstur dan keterangan lainnya.
Hubungan antara data spasial, non spasial dan waktu.

Klasifikasi Feature Peta
Dalam Sistem Informasi Geografi, peta merupakan penyajian data informasi secara grafis dari kenampakan (feature) permukaan bumi. Data atau informasi dari kenampakan permukaan bumi ditampilkan dalam feature peta. Berdasarkan kenampakan karakteristik, feature peta dikelompokan menjadi 3 :
  • Feature titik, yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa titik yang dibentuk dari sepasang koordinat yang mempunyai suatu identifier yang menghubungkan ke suatu tabel atribut feature. Contoh feature titik pada peta skala kecil adalah letak kota yang direpresentasikan dengan titik. Isi dari tabel atribut feature titik ini adalah keterangan nama kota, jumlah penduduk dan sebagainya.
  • Feature garis, yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa garis yang terbentuk dari serangkaian koordinat yang mempunyai identifier yang menghubungkan ke tabel atribute feature garis. Contohnya adalah feature jalan dan sungai dimana tabel atribut feature-nya berisi nama jalan, panjang jalan, nama sungai, panjang sungai dan sebagainya.
  • Feature luas (area), yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa luasan yang terbentuk dari beberapa rangkaian koordinat dimana koordinat awal dan koordinat akhirnya sama serta mempunyai identifier di dalamnya yang menghubungkan tabel atribut feature luasan. Contohnya adalah batas administrasi kabupaten, kecamatan, desa dan sebagainya. Isi tabel atributnya adalah luas wilayah, keliling, nama batas administrasi dan sebagainya.

Basis Data Sistem Informasi Geografi
Basis data menurut Aronoff (1989) adalah suatu kumpulan informasi tentang sesuatu yang disimpan di dalam memori komputer yang berasal dari kumpulan data spasial dan data non spasial yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Basis data bertujuan menyediakan informasi dengan data yang terdiri dari kumpulan data yang saling berkaitan satu sama lain.

Dalam sistem informasi geografis, data dikelompokkan dalam dua bagian yaitu data spasial atau grafis yang diperoleh dari hasil digitasi peta dan data non spasial atau atribut yang menerangkan data spasialnya. Perpaduan antara data spasial dan data non spasial ini disebut basis data. Dengan komputer untuk penanganan data tersebut akan memudahkan serta meningkatkan fungsi dari basis data tersebut, hal ini disebabkan bentuk datanya dalam format digital.

Konsep basis data merupakan kekuatan utama SIG yang membedakan dengan sistem pemetaan komputer lainnya yang hanya mampu memproduksi output grafis yang baik. SIG mengorganisasi data geografis dalam suatu basis data.  Basis data SIG menghubungkan data spasial dan informasi geografis tentang suatu feature tertentu pada peta. Informasi geografis ini merupakan data sematis (atribut) yang mendiskripsikan lebih jauh kenampakan feature yang sebenarnya. Konsep hubungan data spasial dan data atribut dalam SIG merupakan implementasi dari model data relasional.

Pada model data relasional, setiap data tersimpan sebagai record (kumpulan nilai yang berdiri sendiri dalam bentuk rekaman sederhana) yang disebut tuple. Semua tuple dikumpulkan bersama dalam suatu tabel dua dimensi dan masing-masing tabel selalu disimpan dalam berkas tabel terpisah. Meskipun demikian tabel-tabel tersebut dapat dihubungkan dengan menggunakan suatu medan umum.

Adapun materi perkuliahan dapat diakses pada tautan berikut ini